Ekonomi Indonesia Alami Perlambatan, Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli Masyarakat


Jawa Timur – Perekonomian nasional Indonesia pada triwulan kedua tahun 2025 menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi hanya berada di kisaran 4,6 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,1 persen.

Perlambatan ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya melemahnya permintaan ekspor akibat ketidakpastian global, serta pengetatan likuiditas di sektor perbankan yang membuat perputaran uang di masyarakat melambat.

Meski begitu, pemerintah memastikan akan terus menjaga daya beli masyarakat melalui program bantuan sosial, subsidi energi, serta dorongan pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian rakyat.

Menteri Keuangan menegaskan, stabilitas ekonomi tetap menjadi prioritas agar tidak terjadi gejolak lebih dalam. "Kami akan mengantisipasi risiko global sekaligus memperkuat pasar domestik. Fokus utama kami adalah menjaga konsumsi masyarakat tetap terjaga," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Sementara itu, pelaku usaha berharap adanya kemudahan akses pembiayaan, insentif pajak, dan peningkatan iklim investasi agar roda perekonomian dapat kembali bergerak lebih cepat.

Dengan tantangan global yang semakin kompleks, pemerintah bersama dunia usaha dituntut bekerja sama untuk memastikan perekonomian Indonesia tetap tangguh, sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat.

Penulis : Afandy | Penerbit : Redaksi 

Lebih baru Lebih lama