Probolinggo – Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Probolinggo menggelar upacara sekaligus orasi kebangsaan di Bundaran Kota Probolinggo, Minggu (17/8/2025).
Upacara berlangsung khidmat dengan penjagaan aparat kepolisian. Saat pengibaran bendera merah putih, kader GMNI bersama aparat yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya. Suasana semakin semarak dengan lantunan lagu-lagu perjuangan, di antaranya Indonesia Pusaka, Darah Juang, dan Mars Mahasiswa.
Seusai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan orasi kebangsaan. Dalam orasi tersebut, GMNI menyinggung sejumlah persoalan bangsa seperti kemiskinan, lemahnya pendidikan, hingga praktik hukum yang dianggap sering digunakan sebagai alat politik.
Dalam kesempatan itu, GMNI juga menyampaikan empat tuntutan, yaitu:
1. Pemerintah perlu memberi perhatian lebih pada perekonomian rakyat kecil, bukan hanya pembangunan fisik semata.
2. Kepedulian terhadap kelestarian lingkungan harus ditingkatkan.
3. Aparat kepolisian diharapkan memperkuat pengamanan dan pengayoman bagi masyarakat.
4. Relokasi PKL dari Alun-alun ke GOR Ahmad Yani tidak boleh mengurangi hak-hak pedagang.
Koordinator GMNI Probolinggo, Bima Ahmad Setiawan, menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan harus dimaknai sebagai momentum perjuangan, bukan sekadar seremoni.
“Ini saatnya kita mengingat kembali semangat kemerdekaan dan memperjuangkan hak-hak rakyat demi keadilan dan kesejahteraan bersama,” ungkapnya.
Acara yang berlangsung hingga sore hari itu berjalan lancar dan mendapat perhatian dari masyarakat yang hadir di sekitar lokasi.
Penulis : Afandy | Penerbit : Redaksi