Jawa Timur — Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas. Pemerintah Rusia secara tegas mengecam dan menolak rencana Israel yang akan memperluas operasi militer di Jalur Gaza. Langkah tersebut, menurut Moskow, bukan hanya memperburuk konflik, tetapi juga mengancam keselamatan jutaan warga sipil Palestina.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Rusia menilai bahwa rencana ini akan menambah penderitaan warga Gaza yang selama berbulan-bulan telah hidup di bawah blokade, serangan udara, dan keterbatasan pasokan kebutuhan pokok. Rusia menyebut situasi di wilayah kantong Palestina itu sudah berada di titik kritis, dengan semua tanda menuju bencana kemanusiaan.
"Implementasi keputusan dan rencana semacam itu, yang memicu kecaman dan penolakan, berisiko memperburuk situasi yang sudah sangat dramatis di wilayah kantong Palestina tersebut, yang memiliki semua ciri bencana kemanusiaan," tegas pernyataan itu, seperti dikutip dari Reuters, Minggu, 10 Agustus 2025.
Lebih lanjut, dikutip dari Anadolu, Rusia memperingatkan bahwa jika rencana militer Israel benar-benar dijalankan, maka kemungkinan besar penduduk sipil di Gaza akan habis. Moskow menegaskan bahwa seluruh warga berpotensi menjadi sasaran pengusiran paksa, sebuah tindakan yang akan menyalahi hukum internasional dan prinsip kemanusiaan.
Rusia juga menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk mengambil langkah nyata dalam menghentikan eskalasi kekerasan dan memastikan perlindungan bagi penduduk sipil. Menurut Moskow, dialog dan diplomasi harus kembali menjadi jalan utama dalam menyelesaikan konflik, bukan kekerasan bersenjata.
Sementara itu, rencana Israel ini memicu reaksi keras di berbagai belahan dunia. Sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan menilai, perluasan operasi militer hanya akan memperparah krisis, menghancurkan infrastruktur sipil, dan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda Israel akan mengurungkan niatnya. Situasi di Gaza tetap tegang, dan dunia menunggu apakah peringatan Rusia ini akan menggugah kesadaran internasional, atau justru menjadi babak baru dalam sejarah kelam konflik Palestina–Israel.
Penulis : Afandy | Penerbit : Redaksi